Breaking News

Senin, 14 Juli 2014

Tentang Keraton JOGJA

Yogyakarta merupakan sebuah kota yang lahir karena sebuah kebudayaan. Kebudayaan yang muncul dimana pernah berdirinya beberapa kerajaan-kerajaan monarki di tanah jawa. Yang berawal dari perpecahan pada tubuh keraton Mataram Islam sampai pada konflik Kasunanan Surakarta yang kala itu dipimpin oleh Sunan Paku Buwono II, dimana kesemua dilema itu adalah ulah devide et impera penjajah Belanda, maka munculah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai ujung dari perlawanan terhadap Belanda oleh Pangeran Mangkubumi.

Pangeran Mangkubumi atau yang bergelar Susuhunan Kabanaran menandatangani perjanjian Giyanti bersama keponakannya yang kala itu sudah bergelar Sunan Paku Buwono III atau yang bergelar Susuhunan Surakarta, serta pihak VOC pada tahun 1754. Kesepakatan yang ditandatangani oleh ketiga pihak tersebut lebih dikenal dengan Palihan Nagari yang dalam bahasa indonesia artinya pemisahan wilayah negara menjadi dua bagian. Sunan Paku Buwono III sebagai raja Mataram (Kasunanan Surakarta) yang diangkat oleh Belanda, mendapatkan sebagian wilayah timur Mataram (sebelah timur Kali Opak). Sedangkan Pangeran Mangkubumi mendapat sebagian wilayah barat Mataram (sebelah barat Kali Opak) atau wilayah Mataram yang sebenarnya sebelum berpindah pemerintahan ke Surakarta. Untuk yang bagian timur tetap menjadi Kasunanan Surakarta sampai sekarang, sedangkan yang bagian barat pada tahun 1755 berdiri sebuah kerajaan baru yang bernama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan raja pertamanya adalah Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping I. 


Photo by FAJRI || Salah satu Pintu Masuk Komplek  Keraton Yogyakarta
Sejak saat itu Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau dikenal dengan Keraton Yogyakarta, serta lebih akrab disebut Keraton Jogja menjadi pusat pemerintahan baru yang solid dan melahirkan banyak pejuang-pejuang baru untuk melawan penjajahan. Karena tidak bisa dipungkiri kala itu Keraton Yogyakarta masih terikat perjanjian-perjanjian dengan Belanda yang membuat sepak terjang perjuangan rakyat sedikit terbatasi. Bahkan pihak VOC berdasarkan perjanjian Giyanti, masih memiliki hak untuk mencopot/mengangkat raja baru atas Keraton Jogja dan Kasunanan Surakarta bilamana diperlukan.

Dalam perjalanannya menuju negara berdaulat, Keraton Jogja melewati tiga masa yaitu masa kolonialisme, masa pendudukan Jepang dan naungan NKRI. Sebelum NKRI menyatakan kemerdekaannya, Keraton Yogyakarta sudah terlebih dahulu berdaulat, dengan tidak dipengaruhi lagi oleh kekuasaan Belanda maupun Jepang. Situasi ini terjadi pada masa-masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan IX. Kemudian setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan, Keraton Yogyakarta dengan ikhlas menyatakan bergabung sebagai wilayah kesatuan NKRI pada bulan September 1945, yang kala itu dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Oleh karena itu, Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga disebut sebagai Agen Perubahan. Waktu itu belum ada satupun negara bentukan Belanda selain Negara Ngayogyakarta Hadiningrat yang menyatakan bergabung dengan NKRI, oleh karenanya Belanda selalu menanyakan ke Indonesia "mana wilayah negaramu?". Dengan bergabungnya negara berdaulat ke dalam naungan NKRI ini, membuka jalan bagi negara-negara dan wilayah-wilayah lain untuk bergabung ke dalam NKRI. Sehingga negara yang baru memproklamasikan kemerdekaannya ini semakin solid dan semakin bertumbuhnya semangat perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Sampai sekarang Keraton Yogyakarta masih megah berdiri, menjadi simbol keistimewaan Yogyakarta. Walaupun sudah beberapa kali diperbaiki, namun nilai-nilai sejarah dan budaya masih tergambar jelas di sana. Kita sebagai generasi penerus bangsa wajib menjaga warisan budaya tersebut dan meneladani serta mengambil pelajaran dari semua peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. Karena untuk menggapai masa depan, kita jangan sekali-kali melupakan dan meninggalkan sejarah (Kata Bung Karno).

Salam istimewa, salam damai....
JOGJA tetap BERHATI NYAMAN


_____________________________
Prapanca Tour & Transport
 (0274) 74321 42 -- 0852 9118 3803 -- 0819 0306 2244 -- BB 2838e651

Follow Twitter @muter_JOGJA
"Kami Melayani Anda dengan Bangga"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By